Kamis, 13 Desember 2012

Perjalanan Cinta Sang Penulis

Saat itu aku duduk di kelas satu SMA, aku mulai mengenal apa itu cinta. Berawal dari sms, dan nomor itu ngga ada dalam kontak di hpku. Isi smsnya ngajakin kenalan mengaku bernama Nenda asal dari Bogor. Jelas aku ngga percaya, orang nomornya aja nomor Ngawi, aku tahu betul itu, dan akhirnya aku balas dengan emosi. Setiap hari nomor ini sms terus dan saya jengkel sih, tapi daripaada ngga ada teman buat smsan ya aku bales terus sms dianya. Dalam sms, katanya dia sering melihatku tiap aku lagi keluar dan lewat depan rumah budenya. Tapi aku tidak memperhatikan sekelilinglah, namanya juga lagi berkendara kan harus fokus. Hehehe. Dan setelah 3hari kenal lewat sms, aku pun semakin penasaran siapa sih? Yang mana sih orangnya? Hahaha *kepo*. Pada siang itu kebetulan aku mau ke warnet, terus aku bilang ke dianya "kamu di depan rumah yah? Aku mau lewat". "Iya, aku nanti pake baju ijo"
sautnya. Tak lama akupun lewat depan rumah budenya yang kebetulan sering aku lewatin, karena rumahnya di pinggir jalan Hahaha. Aku lihat dia berdiri di teras dan memberi senyuman padaku. Aku senang ternyata dia ganteng. Setelah hari itu, smsan terus berjalan lancar. Awalnya ku tak mengerti apa yang sedang aku rasakan, segalanya berubah dan rasa itu mulai ada. Tak lama kira-kira 2minggu kenal, dianya menanyakan tentang perasaanku. Aku jawab dengan jujur bahwa aku mulai ada rasa padanya. Begitupun sebaliknya aku bertanya padanya tentang perasaan yang ia rasakan. Dan akupun terkejut ternyata apa yang ia rasakan sama seperti apa yang aku rasakan. Pada malam itu kita resmi jadian, 16 Mei 2009 tanggal bersejarah hubungan kita. Hahaha. Hubungan terus berjalan dan kenapa apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami selalu sama? Why? Semisal, saat itu aku mau pulang dari rumah tetangga sendalku sebelah kiri diumpetin, aku ngadu ke dia dan apa yang terjadi? Dia juga mengalami hal yang sama denganku. Begitupun dengan makan, tanpa konfirmasi dahulu bisa sama apa yang kita makan. Itu berjalan sampai sekarang.

 Thanks too Yogi Ananda Pratama atas kesabarannya kepada saya yang masih terbilang "ababil". ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar